Ijasah dan transkrip selama kuliah empat tahun di kampus
perjuangan telah diperoleh. Sebuah perjuangan yang tidak mudah bagi saya,
seorang minoritas dikampus teknik yang dikelilingi oleh kaum adam yang mendominasi
*sedikit lebai*. Alhamdulillahhh predikat tambahan juga didapat J *sensor*.
Habis lulus mau ngapain? Nikah? Ah kerja dulu? Apa
nglanjutin S2? Pertanyaan itu yang
selalu menghantui ketika selesai
pendidikan Strata 1. Sedikit senstif sih tapi wajarlah masyarakat dan keluarga
menanyakan hal tesebut, tapi ya jangan sering2 juga sih sedikit risih
hehehehe..
Oke,saya akan bercerita sedikit tentang perjalanan hidup saya
ketika menjadi seorang jobseeker. Berbekal ijazah,transkrip,dan lamaran lengkap
melangkah pasti ke jobfair yang kala itu diadakan oleh ITS, dikenal dengan BKI
(Bursa Kerja ITS) yang ke-…(nah saya
lupa yg ke berapa) hehehe. Di hari pertama cukup banyak lamaran yang
saya masukan, yang bukan jurusan saya pun saya babat habis. Begitu pula dihari
kedua. Perusahaan astra menjadi incaran, namun sayang lagi-lagi karena masalah
“gender”. Rata-rata perusahaan lebih mengutamakan “laki-laki” ketimbang
“perempuan” dalam posisi yang membutuhkan anak teknik elektro. Perasaan
down,bingung, dan kecewa menyelimuti sepanjang jalan menuju kosan. Yah hanya
bisa berpikir positif, mungkin belum yang terbaik. Semakin lama,sms dan telpon
yang tak dikenal datang,Alhamdulillah
masih diberi kesempatan oleh Allah. Panggilan itu mulai dari AHM, Paragon
Wardah, ADM, Yokogawa, DSME, AI, KPC. Dari sekian banyak panggilan itu tak
satupun yang nyangkut, belum rezeki mungkin. Lagi-lagi saya harus membesarkan
hati saya untuk tetap berjuang dan bertahan hingga dapat yang terbaik dari
Allah.
Jobfair ITB dan UGM menjadi tempat rantau pada bulan Oktober, berbekal tekad,doa, dan
restu dari orang tua saya dan teman-teman se-jurusan berangkat ke Bandung untuk
meramaikan Jobfair ITB. Sekitar seminggu mengadu nasib di kota kembang, tak
banyak membuahkan hasil namun jika kita tidak mencoba dan mengejar rezeki kita,
dia takkan turun dari langit J.
Jeda seminggu Jobfair ITB berlalu, jobfair UGM diadakan lebih dikenal dengan
Careers Days, saya dan teman-temanpun ikut meramaikan. Berkas pun disebar di
stan perusahaan yang sekiranya memadai. Kali ini saya harus berbesar hati, dari
sekian banyak lamaran yang saya ajukan tak satupun mendapat panggilan. Sabar
dan sabar lagi. Seminggu berada di Jogjakarta cukup berat karena harapan besar
itu telah hilang. Pulang menjadi keputusan yang tepat saat itu. Jobfair Unair
menjadi usaha yang terakhir setelah sekitar dua minggu mengadu nasib dikota
orang mencari “jodoh terbaik” untuk masa depan. Usaha saya tidak terhenti pada
jobfair masih ada SAC yang menjadi tempat mengadu selanjutnya.
Disela-sela saya
berjuang, orang yang saya sayangi dan selalu menemani saya hampir dua tahun ini
mendapatkan jodoh pekerjaannya duluan. Jujur firasat ini dia akan mendapatkan
duluan sudah ada, terlebih tes dan interview yang dia lalui selalu lancar,
mulus kayak jalan tol. Sedih,senang,dan bingung campur jadi satu. Sedih karena
cepat atau lambat LDR akan dijalani, senang karena dia sudah mendapatkan tempat
menitih karir demi masa depan, bingung..yaa saya masih harus berjuang disini
sendiri L
Hidup saya harus tetap berlanjut, tekad dalam hati. Dan saya akan menyusul dia,
tapi bukan di Jakarta tapi dikota yang lebih nyaman dan terbaik dari Allah.
Allah membuktikannnya disini…
Usaha terus dilakukan sampai dari menunggu panggilan dari
SGC ( Sugar Grup Company) yang tinggal selangkah lagi tak kunjung hadir hingga
blog ini ditulis, sampai Allah memberi jalan yang lain…di siang hari telpon berdering
dari nomer tak dikenal 022…*nomer bandung* ternyata dari PT Dirgantara
Indonesia. Antara kaget dan senang,
ternyata yang dinanti-nanti datang juga. Tak pikir panjang, minggu berangkat ke
Bandung seorang diri. Berbekal doa dan semangat dari orang-orang tersayang.
Dalam perjalanan kali ini, seakan-akan Allah memudahkan segala urusan,dari
mendapatkan kosan yang murah disekitar Tubagus dan interview yang bisa
dikatakan sangat lancar. Alhamdulillah lanjut hingga psikotes dan medical check
up..
Dan perjalanan saya terhenti disini,saya memutuskan untuk
mengambil rezeki ini dan mementukan bahwa semoga ini jodoh saya. Meninggalkan
kota Surabaya yang sudah memberi cinta dan cita selama empat tahun. Di kota ini
saya menemukan orang yang begitu istimewa di hati. Begitu banyak pengalaman dan
kenangan yang tak bisa dilupakan. Mungkin kota ini akan berubah tapi kenangan
di dalamnya masih melekat jelas di otak dan di hati. Meninggalkan
sahabat-sahabatku, hanya mampu berpamitan melalui sms atau bertemu langsung.
Bandung menjadi kota perantauan selanjutnya,
semoga keputusan ini tepat dan terbaik baik saya. Saya ada ditempat ini berkat
doa dan restu orang-orang yang menyayangi saya, jadi mengapa saya tolak rezeki
ini Saat ini saya menjalani diklat 6 bulan dan OJT. Hari-hari baru, tantangan baru dan teman-teman baru :)
Mau tau apa saja yang saya dapat di pabrik pesawat ini, mau tau apa yang sebenarnya terjadi pada IPTN pada tahun 1998. Nantikan coretan saya selanjutnyaa...:)
Bandung, 12 Februari 2013